Suatu kali saya pernah mendengar seorang wisatawan yang berdebat mengatur agenda wisata bilang “Udahlah masa pantai lagi pantai lagi, semua pantai juga sama!” Pernah mendengar orang berpendapat seperti itu? Atau mungkin anda sendiri juga mempunyai pendapat yang sama? Kenyataanya tidak seperti itu, pernyataan itu merupakan pendapat yang salah besar. Indonesia yang terdiri dari 13.466 pulau memiliki bentangan garis pantai sepanjang hampir 100.000 kilometer (tepatnya 99.093 km) dan nyatanya tidak ada dua pantai yang sama persis, Itulah makanya mereka yang tinggal di Jakarta rela merogoh saku dalam-dalam untuk pergi ke Bali, Lombok, Pulau Derawan, Teluk Tomini, Bandaneira, dan tempat-tempat lain yang dikenal memiliki pantai yang indah.
Bali sendiri memiliki panjang pantai 430 kilometer, ada banyak pantai dan sebagian diantaranya populer bahkan sampai ke seluruh pelosok dunia, semuanya indah, dan masing-masing memiliki keunikan tersendiri, bahkan pantai yang letaknya berdekatan sekalipun. Sebut saja antara Pantai Nusadua dan Pantai Tanjung Benoa, atau antara Pantai Kuta dan Pantai Seminyak.
Wisatawan yang berkunjung ke Bali dengan jalur darat melalui Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk biasanya dibuat terpesona oleh kecantikan Pantai Soka. Pantai yang berada di tepi jalan utama yang menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk dan Kota Denpasar. Padahal di sepanjang perjalanan melintasi pesisir utara Pulau Jawa mereka pasti sudah melihat banyak pantai lain. Posisi Pantai Soka ini kurang lebih di pertengahan perjalanan antara Gilimanuk dan Denpasar. Rute ini biasanya bisa ditempuh dalam waktu sekitar 3 sampai 4 jam, jadi dari ujung manapun perjalanan dimulai, saat mencapai Pantai Soka yang berada di titik tengah ini memang biasanya badan kita sudah mulai terasa penat dan minta beristirahat.
Meskipun kebanyakan pesisir selatan Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Tabanan terdiri dari pantai berpasir, bentangan Pantai Soka tidak terlalu panjang. Di ujung berat ada muara sungai yang memisahkan dengan Pantai Balian yang berada di seberang muara, sementara di ujung timur ada tebing karang. Tetapi meskipun bentangannya tidak terlalu panjang, berpadu dengan gugusan karang, pasir di Pantai Soka lebar dan landai, sehingga meskipun ombaknya cenderung besar, kebanyakan pengunjung merasa cukup aman dan nyaman untuk sekedar bermain air.
4 Titik Menarik di Pantai Soka
Untuk mereka yang hanya ingin bersantai menikmati keindahan panorama, ada empat titik yang menarik di Pantai Soka. Pertama adalah gugusan batu karang di antara pasir pantai dan lautan yang berada di bagian timur pantai. Bentuk gugusan karang ini tidak menyerupai tebing tetapi melebar. Entah dilihat darimana tapi sering disebut bahwa gugusan batu karang ini memiliki bentuk yang menyerupai kuali. Konon kuali ini dulu bekas dipakai oleh tokoh legenda bernama Kebo Iwa yang memasak makanan saat melakukan perjalanan ke Pulau Jawa. Saat saya mendebat dengan menyatakan bahwa saya tidak melihat bentuk gugusan karang tersebut menyerupai sebuah kuali, seorang penduduk setempat yang menceritakan kisah ini dengan tangkas mengatakan “Itu karena kualinya memang sudah pecah.”
Di belakang gugusan karang tersebut adalah kawasan milik Soka Indah, sebuah rest area terpadu yang dilengkapi berbagai fasilitas mulai dari parkir yang luas, minimarket, restoran, toilet, taman yang asri, bahkan hotel dan panggung pertunjukan. Yang menarik dari Soka Indah adalah Museum Ogoh Ogoh yang memajang belasan Ogoh Ogoh yang disumbangkan dari sejumlah banjar di sekitarnya. Ogoh-ogoh adalah patung raksasa yang mewakili kejahatan. Patung-patung ini dibuat dari bahan-bahan ringan yang mudah terbakar sehingga bisa digotong beramai-ramai untuk diarak dalam ritual yang digelar setahun-sekali pada Malam Pengerupukan, malam sebelum Hari Raya Nyepi bagi Umat Hindu. Biasanya setelah diarak patung-patung ini kemudian dibakar, sebagai simbol sirnanya kejahatan dari hati dan fikiran manusia saat memasuki tapa berata penyepian.
Biasanya ogoh-ogoh hanya bisa dilihat saat diarak pada Malam Pengerupukan. Tapi kalau anda tidak berada di Bali di sekitar perayaan Nyepi, sekarang bisa melihat sosok-sosok mengerikan itu di Museum Ogoh Ogoh yang berada di Pantai Soka ini.
Berada di tengah-tengah adalah pangkalan nelayan. Hampir sepanjang waktu tempat ini sepi karena aktivitas nelayan hanya dilakukan beberapa saat sebelum melaut dan setelah mendarat saja. Selama para nelayan itu sedang berada di lautan dan saat mereka beristirahat di rumah masing-masing, praktis tempat ini sepi. Hanya ada jejeran perahu dan aneka peralatan menangkap ikan lain. Ada beberapa warung sederhana yang menawarkan makanan dan minuman ringan selain tempat untuk bersantai menikmati panorama pantai. Yang agak berat ada juga, tapi paling-paling hanya mi rebus.
Di ujung barat ada muara dengan arus yang biasanya cukup deras. Keberadaan muara di pesisir mungkin bukanlah hal yang luar biasa. Tapi muara di Pantai Soka ini cukup unik. Dua sungai bertemu menjadi satu di sebuah titik di dekat pantai. Kalau diperhatikan di jalan raya ada dua jembatan yang berdekatan, terpisah hanya sebuah bangunan restoran. Dari titik ini sungai terbelah dua lagi sebelum akhirnya mencapai laut, sehingga ada sebuah pulau kecil yang diapit sungai pada dua sisi dan lautan pada sisi yang ketiga.