Fenomena alam yang unik dan langka akan selalu menarik banyak perhatian. Masih segar diingatan kita ketika banyaknya orang berkumpul diberbagai pelosok nusantara dan dunia untuk mengabadikan fenomena gerhana bulan total atau super blue blood moon yang terjadi 31 Januari 2018 lalu. Sebuah momen langka yang hanya terjadi sekali dalam 150 tahun.
Fenomena alam yang unik juga dapat kita disaksikan di belahan dunia lainnya. Salah satunya di kota St. Petersburg, Rusia, sebuah kota cantik nan penuh sejarah dengan jarak kurang lebih 600 kilometer dari kota Moskow. Kota kelahiran Presiden Putin tersebut juga sempat menjadi ibukota Rusia sebelum dipindahkan ke Moskow. Posisinya sangat strategis di pinggir Sungai Neva dan berbatasan langsung dengan Laut Baltik.
Bukan cuma menarik karena keindahan kota dan objek bersejarahnya, kota St. Petersburg juga memikat hati wisatawan mancanegara dengan keberadaan fenomena alamnya yang menarik. Salah satu peristiwa tahunan yang paling menyedot perhatian dan wisatawan dari seluruh dunia adalah fenomena Beliye Nochi atau White Nights (Malam-malam Putih), suatu periode di musim panas antara pertengahan Juni sampai dengan awal Juli di mana matahari tetap bersinar di tengah malam.
Fenomena White Nights ini dapat terjadi berkat posisi geografis kota St. Petersburg. Sebagai kota dengan letak sangat jauh di garis lintang utara yang mendekati Kutub Utara (seperti halnya kota Oslo di Norwegia dan Seward di Alaska), cahaya matahari di periode tersebut tetap terang walaupun telah terbenam sehingga sulit untuk membedakan siang dan malam hari, terutama pada puncak White Nights pada akhir bulan Juni.
Peristiwa yang hanya terjadi setahun sekali ini menjadi bagian dari perayaan besar rakyat Rusia. Dimeriahkan oleh berbagai macam rangkaian acara White Night Festival yang menampilkan berbagai pertujukan tari dan musik. Salah satu acara yang begitu populer adalah pertunjukan “Stars of the White Nights” yang diselenggarakan di Mariinsky Teater dan Mariinsky Concert Hall dan menampilkan opera, tarian ballet, dan musik klasik. Karena kepopulerannya maka wisatawan yang berkeinginan untuk menonton pertunjukan ini harus memesan tiket dari jauh-jauh hari sebelum kecewa karena kehabisan.
Atraksi terbesar untuk memperingati White Nights adalah Alye Parusa atau Scarlet Sails (Layar Merah). Tradisi ini dimulai di akhir Perang Dunia Kedua untuk memperingati berakhirnya tahun ajaran sekolah dengan cara yang terinspirasi oleh buku anak-anak “Alye Parusa” karya Alexander Grin. Suatu cerita yang melambangkan harapan dan kepercayaan kepada anak-anak untuk menggapai mimpinya di masa depan. Pada puncak acara, sebuah kapal besar dengan layar merah menyala menyusuri Sungai Neva dengan diiringi pertunjukan kembang api yang spektakuler.
Fenomena White Nights di St. Petersburg tersebut tentunya menarik banyak wisatawan baik dari Rusia maupun mancanegara. Terdapat sekitar 3.5 juta pengunjung yang memadati dan menyaksikan langsung perayaan White Nights di kota ini. Bagi wisatawan muslim tentunya harus menyesuaikan waktu sholatnya. Karena dengan suasana malam yang masih terang, maka waktu magrib rata-rata baru masuk pada pukul 23.15 dan Isya pada pukul 00.45, sementara waktu subuh sekitar pukul 02.42. Tentunya merupakan waktu yang cukup panjang apalagi jika bertepatan dengan pelaksanaan bulan puasa.
Kota St. Petersburg di saat White Nights berlangsung memang memiliki suasana yang jarang bisa ditemukan di tempat-tempat lain di seluruh dunia. Maka tidak heran jika St. Petersburg selalu dipenuhi orang yang ingin mengalami sendiri suasana unik kota ini di Malam Putih.
BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya