SATUQQ - Kampung Adat Gurusina di Flores, NTT mengalami musibah kebakaran. Padahal ini adalah kampung yang indah dan salah satu favorit turis yang berkunjung ke Flores.
Kabar duka dari Flores, Kampung Adat Megalitikum Gurusina kebakaran Senin (13/8). Puluhan rumah adat di sana ludes dilahap api. Kebakaran berhasil dipadamkan sekitar pukul 20.00 Wita kemarin.
Bicara soal Gurusina, ini tak kalah populer dari Kampung Adat Bena. Destinasi yang diyakini sebagai kampung adat tertua di Pulau Flores ini tepatnya berlokasi di Watumanu, Kecamatan Jerebuu, Kabupaten Ngada, NTT, sekitar 21 km dari Kota Bajawa.
Kampung adat tersebut begitu menarik perhatian turis dengan keindahan, keunikan, serta sejarah panjang yang dimilikinya. Ditengok detikTravel dari situs resmi Pemda NTT, Selasa (14/8/2018), Gurusina tampak cantik dengan latar panorama Gunung Inerie.
Rumah-rumah dibangun berjejer yang jika dilihat dari atas kawasan kampung tampak seperti persegi panjang. Di sekelilingnya terlihat rimbun dengan pepohonan hijau yang tumbuh subur, sementara di kejauhan ada pemandangan pegunungan yang memanjakan mata.
Ada sekitar 33 tempat tinggal warga yang terbuat dari bambu, beratapkan alang-alang. Pada setiap pintu utama rumah adat, terdapat ukiran kayu dengan nama rumah.
Sedangkan sisi lantainya dibuat dengan pelapah bambu, tidak dilapisi semen. Ukiran juga terlihat di setiap papan penyangga lantai, ada yang berbentuk bunga maupun binatang. Dari puluhan rumah itu, ada sejumlah rumah utama dengan hiasan di atas atapnya.
Untuk sisi tengah perkampungan dibangun tiga rumah kecil, yang digunakan untuk menyimpan harta benda serta kekayaan Suku Gurusina. Selain itu juga terdapat tiga lopo yang dipercaya warga sebagai tempat peristirahatan leluhur.
Untuk bisa sampai di Kampung Adat Gurusina, bisa naik angkutan umum dengan rute Bajawa-Jeberuu. Namun kalau mau lebih fleksible waktunya, traveler bisa menyewa mobil. Kalau dari Bajawa perjalanan darat sekitar 45 menit.
Setelah kebakaran kemarin, rumah-rumah adat yang unik itu tak lagi utuh. Informasi yang didapatkan dari Nury Sybli, founder Rumah Baca Akar yang juga memiliki jaringan di lokasi, ada 27 rumah yang terbakar habis, menyisakan 6 rumah dan 1 bangunan yang menjadi Rumah Baca.