Secara fisik wedang tahu mirip dengan bubur sumsum, namun wedang tahu ini terbuat dari kembang tahu yang berasal dari sari kedelai dan disajikan bersama kuah jahe, berbeda dengan bubur sumsum yang mempunyai rasa manis, wedang tahu ini terasa agak pedas. Jahe yang digunakan untuk membuat kuahnya adalah jahe emprit yaitu jahe yang berukuran kecil yang mempunyai rasa yang lebih pedas dan kemepyar dibanding dengan jahe biasa. Ketika wisatakuliner.com mencoba satu sendok wedang tahu ini, tekstur lembut se-lembut sutra sari kedelainya dan rasa gurihnya seakan menyatu bersama hangatnya kuah jahe.
Tempat makanan ini awalnya dikenal dengan nama wedang tahu Bu Kardi kemudian menjadi tofua dan sudah ada sejak tahun 2007 yang berlokasi di Jalan Kranggan No.75, Cokrodiningratan, Jetis, Kota Yogyakarta (Perempatan Asem Gedhe). Untuk yang belum pernah menuju lokasinya, jika dari arah tugu ke utara, pada pertigaan pertama ambil kiri, lalu lurus terus ke utara sampai perempatan belok kanan, wedang tahu ini berada di sebelah kiri jalan.
Selain di jalan Kranggan, tofua ini juga membuka outlet di Pasar Pathuk, Pasar Prawirotaman, Mirota Godean, dan Selatan XT Square dan buka mulai pukul setengah 7 pagi sampai pukul 2 sore, biasanya menjadi sasaran pengunjung pada pagi hari karena sari kedelainya yang mengenyangkan dan kuah jahenya yang hangat baik untuk menjadi pelengkap waktu sarapan di pagi hari, apalagi harga yang didapatkan cukup murah yaitu sebesar Rp. 6.000 saja.
Makanan ini juga baik untuk kesehatan seperti dapat meningkatkan stamina dan metabolisme tubuh, mengurangi rasa letih. Pantas saja kuliner yang satu ini banyak manfaatnya bagi kesehatan karena tidak mengandung pengawet melainkan menggunakan berbagai rempah dan bahan alami. Selain itu,wedang tahu ini tidak bisa tahan dalam jangka waktu yang lama apabila kalian ingin membawanya pulang, jadi harus segera dikonsumsi agar rasa dan manfaat baiknya bagi tubuh tidak hilang.
BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya
