SATUQQ - Bernostalgia di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat bukan hanya bisa belanja kebutuhan harian, tapi juga bisa makan. Ada restoran Tropic yang punya menu enak.
Tak jauh dari Gerbang Selatan kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, ada restoran legendaris yang menyuguhkan menu China klasik. Namanya restoran Tropic, kabarnya resto ini sudah berdiri sejak 1950-an. Tak berlebihan rasanya kalau menyebutnya sebagai salah satu ikon kuliner legendaris di Jakarta.
Tak ada papan nama yang mencolok, hanya sebuah bangunan dengan bagian depan berupa kaca yang ditempeli stiker bertulis 'RESTORAN TROPIC.' Begitu masuk ke dalam, kami bisa langsung melihat dan memastikan jika ini adalah restoran jadul.
Bagian dalam restoran ini hanya berupa satu ruangan berukuran sedang dengan meja dan kursi makan yang ditata ala kadarnya. Lampu kuning temaram jadi penerang ruangan.
Tak sabar, kami lantas melirik daftar menu yang diantarkan seorang pelayan. Menunya cukup bervarian mulai menu Indonesia hingga makanan peranakan China. Ada mie yamin, soto ayam, sate ayam, lumpia, lontong cap go meh, fuyunghai dan lain sebagainya.
Kami memesan beberapa menu yang sudah terkenal enaknya yakni mie yamin dan fuyunghai. Konon sejak dulu restoran ini jadi destinasi para pengunjung Pasar Baru seusai belanja. Wajib makan yamin di restoran ini.
Semangkuk mie yamin (Rp 23.000) tersaji dalam mangkuk ayam bergambar jago. Warna mienya kecoklatan karena balutan kecap manis dan bumbu yang jadi ciri khasnya. Toppingnya ada ayam cincang berbumbu dan bawang goreng. Sementara kuah kaldu disajikan terpisah, lengkap dengan irisan daun bawang segar.
Sebelum mencicip, kami mengaduk dulu mie yamin ini. Mie berbentuk kecil pipih ini punya tekstur yang kenyal lembut dan dimasak dengan pas sehingga tidak terlalu lembek. Namun sayang mienya terasa sangat manis. Terlihat kecap yang ditambahkan ternyata sangat banyak. Sebagian kecap justru terlihat agak menggenang di dasar mangkuk.
Untuk mengurangi rasa manisnya, kami menuangkan kuah kaldu yang rasanya gurih. Nyam! Lebih sedap lagi kami tambahkan sambal. Rasanya jadi kombinasi manis, gurih pedas. Jadi memang yamien harus dimakan dengan siraman kaldu supaya tak pekat manisnya.
Sajian klasik berupa omelet daging kepiting dan ayam. Fuyunghai (Rp 35.000) datang dalam keadaan hangat beralas piring cekung. Omelet gaya China ini disajikan dengan saus asam manis yang cukup banyak.
Saat menyantapnya kami menemukan berbagai bahan dicampur dalam telur. Ada potongan ayam, udang, bawang bombay dan daun bawang.
Saus yang diguyur di atas fuyunghai ini juga tak kalah menggoda. Rasanya manis asam dengan tekstur yang kental. Fuyunghai ini paling enak dimakan bersama seporsi nasi putih hangat.
Puas makan, kami ingin mencoba sajian es krim sebagai pencuci mulut yang terkenal juga di Tropic. Namun sayangnya saat kami datang, semua varian es krimnya sedang habis.
Tapi resto ini punya menu pilihan lain untuk membilas mulut yakni cendol spesial (Rp 36.000). Tak seperti kebanyakan cendol yang umumnya berwarna hijau dan disajikan dengan santan. Cendol di Tropic warnanya putih dan disajikan bersama sirup merah dan es krim vanila.
Meskipun warnanya putih tapi tekstur dan bentuk cendolnya tetap sama, kenyal dan enak. Cendol home made ini disajikan dalam gelas tinggi dengan campuran sirup gula, santan, susu dan sirup manis berwarna merah. Makin mantap lagi karena diberi satu scoop es krim vanila yang lembut membelai lidah.
Penasaran dengan kuliner klasik di restoran legendaris ini? Mampir saja sambil melepas rindu atau sambil melepas lelah usai berbelanja di Pasar Baru.
BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya