Sunday, September 30, 2018

Melihat Keindahan Wakatobi yang Memesona

BandarQ Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya

SATUQQ - Setiap orang memiliki impian masing-masing. Wakatobi, adalah impianku yang terwujud sebelum berusia 20 tahun untuk melihat alam lautnya.

Bukan saja senang dan riang. Yang membuat hal ini sangat Istimewa adalah tentang impian saya sebelum menginjak umur 20 tahun, akhirnya terwujud.

Perjalanan ini dimulai bersama dengan sahabatku yang baru saja kukenal yaitu Andri. Sudah kuduga, perjalanan ini akan memberikan pengalaman mengunjungi dan menjelajahi destinasi laut yang amat mengagumkan dan indah yang tidak bisa dilupakan.

Wakatobi di sulawesi tenggara adalah jawaban dari salah satu mimpi saya sebelum menginjak umur 20 tahun saya tersebut.

4 Hari 3 Malam memberiku sejumlah hal baru dan menyenangkan serta menjadi kenangan yang sangat amat berarti dalam hidupku.

Pengalaman ini juga turut serta memberikan pemaknaan lebih luas tentang bagaimana saya sangat amat bersyukur lahir di tanah Indonesia ini. Apalagi Bawah Laut Wakatobi yang cantik dan tiada duanya, serta sejumlah keajaiban bawah laut yang luar biasa. Walaupun hanya bisa diabadikan mata dan memori.

Hari pertama

Hari ini adalah pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Wangi-wangi yang adalah salah satu pulau terbesar di Wakatobi. Wakatobi sendiri adalah singkatan dari 4 kepulauan yaitu Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko.

Perjalanan selanjutnya, kita menuju resort yang kami akan tempati selama beberapa hari ke depan. Tidak ingin membuang waktu, akhirnya kita langsung menuju destinasi pertama.

Guide yang mengantar kami berkata, sebelum semakin sore kita harus sekali mengunjungi tempat bernama Gua Kontamale yang berada di Wanci, pulau Wangi-wangi. Gua yang artistik ini di bawahnya juga terdapat sebuah kolam alami dengan air jernih berwarna biru.

Air ini berwarna jernih biru alami dan katanya selalu berganti siklus airnya selama 15 menit sekali. Dijamin, pasti seger banget!

Bersama sahabat perjalananku, sudah nggak tahan lihat air jernih yang ada di tempat ini.

Akhirnya kita nyemplung ke dalam kolam ini. Yang serunya adalah anak-anak kecil yang sedang menemani ibunya menyuci baju, mengajak kami bermain di air. Bermain lomba berenang, loncat di atas pundakku, menjadi amat seru.

Selanjutnya, guide kami mengantar ke Desa Mola dimana terdapat suku yang amat terkenal di beberapa bagian wilayah di Indonesia. Yaaps... Suku Bajo namanya. Suku ini terkenal karena keunikannya yaitu, rumah dan aktivitas mereka sehari-hari adalah di laut

Mengunjungi tempat ini, disuguhkan dengan perumahan yang nggak biasa nih, selain warna warni, mereka kegiatannya di laut naik perahu kemana-mana. Seru bangeet ih lihatnyaa!

Akhirnya kita berinteraksi dengan belasan anak suku Bajo yang sangat baik dan manis sekali.

Andri yang sedang bermain drone cukup mengambil alih perhatian anak- anak suku Bajo. Tapi saya dan Pranata Andri, semakin senang turut membuat mereka senang dan tertawa. Berulang kali, mereka memegang tangan saya dan berlarian bersama saya, bermain bersama mereka tidak pernah membosankan.

Namun, ternyata hari sudah semakin sore kita harus segera pergi ke destinasi selanjutnya. Sebelum saya pulang, saya ingat masih membawa banyak sekali snack kecil yang akan kubagikan kepada anak-anak ini. Walaupun berebutan, tapi saya sungguh sukacita bisa berbagi bersama mereka.

Ya, destinasi selanjutnya menjadi penutup di hari pertama ini adalah si cantik Pantai Sombu. Ya, melihat matahari terbenam di ujung laut Wakatobi ini menjadi penutup hari pertama yang amat indah.

Hari kedua

Hari kedua ini kita akan menjelajahi bawah laut wakatobi. Spot yang akan dikunjungi bernama Colosseum, bukan Colosseum Roma ya, karena ini di bawah laut tempatnya.

Wishlist-ku sebelum umur 20 tahun adalah mengunjungi destinasi laut terbaik milik Indonesia dan juga mencoba diving. Diving, benar sekali!

Ternyata selain ini pengalaman pertamaku diving, ini pengalaman pertama juga buaat sahabat perjalananku Pranata Andri. Karena itulah, kita berdua sangat excited untuk segera melakukan diving. Colosseum benar-benar tidak mengecewakan. Nama spot ini sesuai dengan kontur permuakaan bawah laut yang ada di sini.

Selain itu, berbagai macam terumbu karang berwarna warni juga sangat mengagumkan di bawah sini. Ikan-ikan cantik juga tak kalah menarik. Apalagi ikan kesukaanku adalah Butterfly Fish dengan warna kuning dan juga warna warni dibagian kepalanya.

Tidak jarang aku berdiam sebentar, hanya untuk memperhatikan betapa cantiknya bawah laut ini. Karena baru pertama kali, tidak dipungkiri, bahwa aku masih kesusahan menggunakan alat scuba untuk bernafas dan menyelam.

Namun tetap hari ini tidak akan terlupakan . Selanjutnya, kita menuju wilayah yang lebih dangkal untuk melakukan snorkeling. Tidak kalah cantik juga spot snorkeling dekat Sombu Beach ini. Begitulah hari kedua perjalanan ini.

Hari ketiga

Sesuai dengan jadwal dan perencanaan. Kita harus bangun subuh, untuk melihat kecantikan gerombolan lumba-lumba di tengah laut. Ngantuk sekali rasanya bangun sepagi ini dan langsung melakukan perjalanan menggunakan kapal ke spot melihat lumba-lumba tersebut.

2 Jam menurutku cukup jauh. Tapi, nggak membosankan sih karena aku melihat proses alam menuju pagi hari yang indah. Mulai dari terbit, matahari berwarna oranye dan juga sampai langit terang dan cerah.

Waktu yang lama ditempuh, terbayar sudah dengan suguhan lumba lumba berenang dihadapan kita. Berteriak memanggil lumba-lumba, sampai duduk di pinggir ujung kapal sambil menghadap langsung ke laut, Semuanya kulakukan.

Dan ketika sedang mengambil snapgram, tiba-tiba lumba-lumba loncat ke permukaan seperti memberikan sapaan.

Sungguh senang dan tidak pernah terlupakan. Ini pertama kali aku melihat lumba-lumba di tengah lautan bersama dengan lumba-lumba lucu lainnya yang sedang mengejar kail nelayan yang berbentuk seperti layangan. Setelah kurang lebih 45 menit, menyaksikan lumba-lumba di tengah lautan selanjutnya, Kita menuju spot diving kembali.

Yeay, hari ini kita diving lagi! Sebuah kata-kata penyemangat untuk mencoba 30 menit lagi hal berharga yaitu menjelajahi bawah lautnya Wakatobi yang memiliki sejuta keindahan, dengan terumbu karang dan ikan yang berwarna-warni.

Spot diving kali ini adalah di dekat pantai cemara. Jarak scuba diving sekitar 8 meter di bawah permukaan laut kali ini juga tidak kalah cantik dengan spot diving kemarin. Ikan-ikan di sini lebih banyak dan juga beragam. Nemo yang cantik juga ada di sini. Waahhhh sukaa sekaliiii.... Karena sudah sekali kemarin mencoba diving.

Diving hari ini aku sudah tidak canggung lagi. Aku sudah bisa berenang bebas dan berfoto dengan kecantikan bawah laut di sini. Aku lebih sering berdiam sejenak, untuk memahami betapa berharganya momen ini untuk kudapatkan. Melihat semua keindahan yang natural, ikan-ikan bergama berlarian. Ada ikan Batu, ikan kakaktua, ikan buntal, karang pink, hijau, biru dan lain-lain.

Selanjutnya, setelah selesai diving kita melanjutkan snorkeling. Wah, cantiknya bukan main. Dengan jarak hanya kurang dari 2 meter, kita telah disuguhkan kecantikan terumbu karang dan ikan yang banyak sekali. Aku dan Pranata Andri melakukan snorkeling.

Walaupun masih sedikit panik, karena jarak ke karangnya terlalu dekat, tapi Andri selalu memegang kembali tanganku jika sudah mulai panik. Seru sekali sih snorkeling bersama di tempat ini. Loncat dari atas kapal, sampai makan siang di atas kapal menikmati indahnya Wakatobi juga turut memberikan keseruan tersendiri.

Hari keempat

Bangun pagi, sambil menikmati indahnya pantai di belakang resort kita membuat hati teduh sejenak. Namun, tidak dirasa hari ini adalah hari terakhir.

Sebelum menuju bandara untuk melakukan perjalanan pulang, saya dan sahabat perjalanan saya Pranata Andri pergi mengunjungi salah satu rumah seorang penenun sarung ikat di Desa Matohara. Seorang ibu dari kejauhan sedang menenun kain Leja yaitu kain tenun ikat khas Wakatobi.

Kain leja ini dinamakan motif Boke karena terdiri dari perpaduan warna kain pintal yang berwarna warni. Kuning, biru, ungu dan hitam warna dasarnya.

Namun beberapa kain leja juga memiliki warna lain. Kurang lebih setengah jam kami melihat proses pembuatan kain Leja ini. Tapi untuk menghasilkan 1 buah kain sarung, dibutuhkan waktu 2 hari untuk memintal benang tenun dan 2 hari untuk menenun. Kurang lebih proses menjadi 1 buah sarung adalah seminggu.

Kain ini bisa dibeli seharga 600 ribu rupiah per sarung. Tapi menurutku ini sangat amat worth it dengan proses yang dilewatinya.

Dan akhirnya inilah destinasi terakhir kita di Wakatobi sebelum pulang. Sedih sekali rasanya akan segera pulang dari tempat ini. Saya benar-benar menyukai alam bawah laut Wakatobi, keragaman seni, budaya, langit, bintang, debur ombak, pantai dan semuanyaa ku suka. Sedih pasti, tapi semuanya tertutup oleh rasa syukurku diberi kesempatan ini.

Perjalanan ini akan mengantarkanku pada semangat melakukan perjalanan selanjutnya menjelajahi bagian cantik Indonesia lainnya. Pengalaman ini tidak akan pernah saya lupakan!

BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya