Berjalan ke kawasan Candi Sambisari, Jogjakarta kalian akan menemukan Saoto Bathok Mbah Katro yang merupakan warung lesehan yang terdiri dari saung-saung bambu dan sebagian besar material bangunannya terbuat dari bambu sehingga benar-benar menyuguhkan nuansa pedesaan. Lalu kenapa warung ini ditulis dengan saoto bukan soto? Apa mungkin ada salah penulisan? Ternyata istilah saoto memang sebutan lain untuk soto yang banyak digunakan di daerah Solo.
Lokasi warung Saoto Mbah Katro ini berada di sebelah utara Candi Sambisari Sleman. Untuk mencari rutenya kalian bisa mengikuti jalan Solo ke arah timur dengan melintasi Bandara Internasional Adi Sucipto. Kemudian masuk ke Candi Sambisari. Dari kawasan Candi Sambisari ini, posisi warung soto Mbah Katro berjarak 50 meter saja ke arah utara.
Di kompleks saung bambu ini kalian juga akan menemukan sawah sebagai background utama dari warung saoto bathok ala mbah katrok ini. Setelah menunggu beberapa lama, pesanan wisatakuliner.com pun datang juga. Asap tipis yang mengepul dari mangkok-mangkok bathok yang berisi soto daging sapi lengkap dengan nasi benar-benar menggugah selera.
Meski porsi yang disajikan tidak terlalu banyak namun untuk segi rasa tidak kalah dengan soto pada umumnya. Karena berlokasi di antara persawahan jadi tempat makan ini cocok untuk beristirahat makan siang sambil menikmati udara sekitar yang menyejukan. Walaupun saoto mbah katro sudah berdiri selama 3 tahun, namun sudah mampu memikat hati para pecinta kuliner Jogja maupun luar Jogjakarta. Selain menu utama yang berupa soto, warung ini juga menyajikan menu tambahan berupa bermacam sate, kalau soal harga disini cukup terjangkau yaitu 5000 untuk soto campur dan 7000 untuk soto pisah, buka dari jam 6 pagi sampai habis, Karena ramai pengunjung maka tak heran penjualan soto per harinya bisa mencapai 1000 porsi. Cocok bagi kalian yang menginginkan suasana sejuk pedesaan di tengah panas teriknya kota Jogjakarta.
BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya
