Tahukah kamu bahwa ada sungai tidak biasa di Kawah Ijen? Konon, aliran sungai ini bisa menyembuhkan segala penyakit. Penasaran?
Keindahan Kawah Ijen dengan Blue Fire-nya, tentu tak ada yang meragukan. Namun di balik keindahan kawah berketinggian 2.443 Mdpl tersebut ada hal yang tak kalah menarik, yakni Kalipahit.
Kalipahit merupakan aliran sungai yang berasal dari Kawah Ijen. Airnya terasa pahit? Tentu, karena air berwarna hijau kekuningan dan berbusa itu memang memiliki kandungan sulfur atau belerang yang sangat tinggi.
Nama Kalipahit diambil dari dari bahasa Jawa. Kali yang berarti sungai, dan pahit artinya pahit atau getir. Jadi dalam makna yang lebih luas Kalipahit artinya sungai yang berasa pahit.
Bagi warga sekitar maupun sebagian pengunjung, Kalipahit dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Terutama penyakit kulit, maupun beberapa jenis penyakit lainnya.
"Kedua kaki saya memang punya penyakit kulit. Pas ke Kawah Ijen, iseng-iseng saya basuh kaki di Kalipahit itu. Begitu pulang dan sampai rumah, kering. Beberapa hari kemudian langsung sembuh," ujar Rinto (32), seorang pengunjung asal Malang, saat ditemui di lokasi, Sabtu (3/11/2018).
Senada diceritakan Pangestu (37), asal Pasuruan. Dia mengaku, mendapat informasi dari temannya tentang khasiat air dari sungai itu. Makanya, dia lalu datang hanya untuk membuktikan, dengan membasuh beberapa bagian tubuhnya.
"Sebenarnya saya sempat putus asa. Karena sudah berkali-kali ke dokter, tapi gak pernah ada hasilnya. Lalu diberitahu tentang air itu," tutur Pangestu, yang sengaja datang bersama keluarganya.
Selain dipercaya bisa mengobati bermacam penyakit kulit, keindahan panorama di sekitar aliran sungai yang secara administatif masuk Kabupaten Bondowoso itu juga tak kalah menarik.
Karakter Kalipahit yang masuk dalam kawasan Cagar Alam Kawah Ijen tersebut memang cukup unik. Betapa tidak. Sejauh mata memandang, aliran air berbusa dan berwarna hijau kekuningan itu mengalir di permukaan batu. Bukan di tanah atau pasir, sebagaimana lazimnya aliran sungai.
Itupun dengan kemiringan cukup terjal. Sepintas memang tampak seperti air terjun. Air busa yang cukup tebal dan berbuih tampak berwarna kuning kehijauan mengalir di batu gunung bekas aliran magma.
Sementara makin ke arah hilir, di sisi kanan dan kiri aliran sungai tumbuhannya tampak meranggas kecoklatan. Bisa jadi hal tersebut karena pengaruh aliran air sungai yang memang mengandung belerang.
Aliran Kalipait tersebut lalu mengalir ke kawasan perkebunan Blawan, Kecamatan Ijen, kemudian melintasi beberapa daerah di Kabupaten Sutubondo, dan bermuara di Selat Madura.