Tak jago berenang, tak pandai menyelam, tapi bisa berfoto-foto asyik di dalam air. Coba saja mempraktikkan itu semua di Umbul Ponggok, sebuah objek wisata air yang belakangan hits di dunia maya.
Mengendarai skuter, menonton televisi, mengayuh sepeda, uniknya semua bisa dilakukan di dasar sebuah kolam lengkap dengan ikan-ikan yang wara-wiri di belakang. Tahan napas sedikit lebih lama, beri pose terbaik, lalu jepret, foto-foto cantik yang sering disebut Instagramable siap diunggah di media sosial.
Begitulah Umbul Ponggok menjadi viral di kalangan pelancong milenial. Siapa sangka, ide tak biasa memanfaatkan kekayaan sumber air alami menjadi objek foto Instagramable berhasil membangkitkan ekonomi sebuah desa yang konon miskin.
Tak ada yang luar biasa ketika memasuki area Jalan Delanggu, Polanharjo, Klaten, tempat Umbul Ponggok berlokasi. Sebelum masuk, pengunjung bisa membeli tiket seharga Rp15.000 di loket yang terletak persis di samping pintu masuk yang tak begitu lebar.
Suasana di dalam pun tampak tak jauh berbeda dengan kolam renang-kolam renang umum lainnya. Bedanya, kolam di dalam Umbul Ponggok merupakan kolam alami. Dasarnya saja masih berupa pasir dan bebatuan. Ikan-ikan pun dibiarkan berenang bebas di dalam kolam sedalam sekitar 1,5-3 meter itu.
Di sekeliling kolam, berjajar kios-kios kecil yang menyewakan peralatan berenang atau menyelam, makanan, hingga peralatan mandi dan pakaian. Terdapat juga bangku-bangku dan meja untuk menunggu atau beristirahat jika lelah bermain air.
Jika ingin langsung menjajal berfoto seru di dalam air, Anda harus menentukan dulu foto dengan latar apa dan dengan durasi berapa lama yang akan dipilih.
"Untuk setengah jam Rp60.000, maksimal empat orang," ujar salah seorang pekerja di Umbul Ponggok, Suwito, kepada VIVA beberapa waktu lalu.
Berfoto di dasar kolam Umbul Ponggok dibagi menjadi berbagai macam paket. Untuk properti seperti skuter, televisi, sepeda motor, ayunan, dan sepeda onthel juga dibanderol dengan harga berbeda dari paket foto. Harganya berkisar Rp30.000-150.000.
Memang terkesan mahal jika ditotal, tapi harga itu bisa lebih murah jika Anda datang beramai-ramai bersama kawan atau keluarga. Misalnya, Anda menyewa properti skuter dan mengambil paket foto satu jam, total biayanya bisa Anda bagi dengan maksimal tujuh teman Anda.
Suwito menjelaskan, untuk mendapatkan hasil foto yang maksimal, titik yang dipilih setidaknya harus memiliki kedalaman 1,8-2 meter. Jika merasa takut atau ragu ketika menyelam, jangan khawatir karena juru foto akan memandu Anda dengan prosedur pemotretan yang aman dan nyaman bagi Anda yang memang tidak bisa berenang.
Jika sudah terbiasa, Anda bisa mengambil foto berkali-kali di dasar kolam sampai mendapatkan hasil yang memuaskan. Dan, untuk memenuhi kebutuhan Anda mempertahankan eksistensi di dunia maya, semua foto yang sudah Anda dapatkan bisa langsung diunduh saat itu juga.
Wisata yang Membangkitkan Desa Tertinggal
Kelebihan Umbul Ponggok adalah cepatnya menyebar foto-foto liburan di media sosial. Selesai berfoto, pengunjung bisa langsung mengunggahnya di Instagram dan platform jejaring sosial lainnya.
Apalagi, foto-foto yang dihasilkan juga unik dan menarik. Dengan cepat bisa mendatangkan serbuan 'likes' di Instagram. Coba saja Anda telusuri hashtag atau tanda pagar Umbul Ponggok, lebih dari 80.000 akan muncul.
Memanfaatkan kemajuan digital memang menjadi cara cepat mengangkat objek wisata. Strategi inilah yang jeli dilihat oleh Kepala Desa Ponggok Junaidi Mulyono.
Junaidi menuturkan, dulu Desa Ponggok adalah desa tertinggal dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang cukup tinggi. Bantuan dana desa memang mengucur ke tempat ini, tapi jika tidak dikelola dengan tepat tentu tidak akan mendatangkan manfaat.
Junaidi menyadari, sebenarnya ada banyak potensi yang bisa diolah dari desanya. Ia pun mulai membenahinya satu per satu. Dimulai dengan menggerakkan sektor perikanan, hingga memunculkan tempat pemancingan yang menjadi tujuan banyak pelancong.
Saat pemancingan mulai ramai, Junaidi melirik potensi lainnya di Ponggok yakni mata air. Muncullah ide untuk membuat Umbul Ponggok, sebuah destinasi wisata yang terinspirasi dari kesenangan orang-orang mengunggah foto ke media sosial.
"Dulu saya dibilang terlalu bermimpi," ujar Junaidi.
Bahkan idenya membuat objek wisata foto Instagramable di dalam air disebut 'gila' oleh warga. Tapi, hal itu justru memacunya untuk terus maju dan membuktikan mimpinya bisa membawa perubahan besar bagi Ponggok.
Junaidi tak kenal lelah berkeliling ke warga-warga untuk melakukan sosialisasi. Hingga usahanya berbuah manis, Ponggok benar-benar bangkit dari keterpurukan melalui perbaikan di sektor pariwisata.
"Dulu tidak ada orang tahu, sekarang kalau orang ke Yogya dan Solo, lihat di YouTube yang keluar adalah Umbul Ponggok," kata dia.
Kini, mimpi Junaidi untuk menjadikan Ponggok sebagai desa wisata terwujud sudah. Bahkan, Umbul Ponggok mencatat kunjungan wisatawan yang mencapai 30.000-50.000 orang per bulan.