Saturday, December 1, 2018

Ini 4 Elemen Penting Rendang Minang yang Menjadi Filosofi Turun Temurun

Bandar Q Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya

Dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia selama 4 tahun berturut-turut, rendang memiliki filosofi. Filosofi ini punya makna sosial hingga budaya.

Rendang atau randang merupakan hidangan olahan daging sapi, yang dimasak dengan berbagai bumbu dan santan selama berjam-jam hingga menjadi berkaramel dan pekat. Hidangan ini menjadi ikon kuliner Indonesia, dan juga warisan kuliner dari Sumatera Barat.

Dulu rendang hanya disajikan dalam perayaan spesial, seperti upacara adat atau hari raya. Namun kini, rendang telah berevolusi menjadi makanan populer, di Indonesia dan juga luar negeri. Tapi banyak yang belum tahu, bahwa sebenarnya rendang memiliki 4 filosofi yang melambangkan budaya serta tradisi dari masyarakat Sumatera Barat.

Berikut 4 filosofi dari hidangan rendang, yang dijelaskan oleh Andre Setiawan, selaku Kepala Badan Penghubung Provinsi Sumatera Barat.

1. Daging

Rendang dibuat dari daging sapi atau kerbau, ternyata pemilihan daging ini tidak sembarang. Melainkan memiliki filosofi dan makna, yang melambangkan rasa hormat terhadap orang tua atau sosok yang dituakan.

"Daging di rendang ini merupakan gambaran dari sosok 'Niniak Mamak' atau orang tua, orang yang dihormati, serta tetua yang ada di kalangan masyarakat. Di sini Niniak Mamak merupakan pemimpin kaum, atau masyarakat Sumatera Barat agar hidup harmonis dan berdampingan dengan norma yang berlaku," ungkap Andre dalam acara konferensi pers 'Nusantara Merandang'.

2. Santan

Santan yang berasal dari kelapa digunakan untuk memberi rasa gurih, serta membuat daging rendang menjadi lebih empuk dan gurih. Tapi santan sendiri melambangkan 'cendekiawan', atau sosok intelektual yang membantu kehidupan masyarakat.

"Santan di rendang itu memiliki filosofi sebagai 'Cadiak Pandai' atau cendekiawan. Di sini para cendekiawan bertugas membantu para pemimpin adat atau yang dituakan, dalam menghadapi berbagai masalah di masyarakat. Agar masyarakat tetap rukun dan hidup harmonis," tutur Andre.

3. Lado

Rendang punya rasa yang sedikit pedas, karena menggunakan cabe untuk menguatkan rasa dari hidangan ikonik satu ini. Menurut Andre, cabe melambangkan tokoh agama, atau sosok Ulama yang menegakan ajaran Islam dalam masyarakat.

"Lado atau cabe selalu digunakan ketika membuat rendang. Karena bahan ini sebanarnya menggambarkan sosok alim ulama atau agamawan yang tegas, serta fokus dalam menegakkan syariat agama Islam. Terutama di masyarakat Sumatera Barat sejak turun temurun," jelas Andre.

4. Bumbu

Rendang memiliki banyak rempah dan bumbu ketika membuatnya. Salah satunya ada kapulaga, bawang merah putih, cabe merah, jahe, lengkuas, kunyit, ketumbar, pala, hingga jintan. Tapi semua bumbu ini ternyata melambangkan 'masyarakat' dalam hidangan rendang.

"Pemasak atau bumbu, merupakan lambang dari lapisan masyarakat Minangkabau. Semua bumbu ini mewakili masyarakat yang menjadi pelengkap dari hidangan rendang ini, sehingga filosofi ini memang dibuat untuk menjaga keutuhan masyarakat Minang di Sumatera Barat," pungkas Andre.

BandarQ Domino 99 Domino QQ Poker Online Terbaik Dan Terpercaya